Senin, 25 Mei 2015

Anak-Anak pun Bisa Berbagi

ilustrasi inet

“Mama, ada orang minta-minta,” seru Upik.

“Bilang saja mama tidak ada di rumah,” bisik Mama.

Upik terdiam sesaat, bingung mendengar jawaban Mama, lalu mengatakan kepada si peminta-minta yang sudah menunggu dari tadi di depan rumahnya, bahwa Mama tidak ada di rumah.

Fenomena ini kerap kita temui dalam kehidupan kita sehari-hari. Secara tidak langsung, anak diajarkan tentang ketidakjujuran dan sikap pelit. Tidak sedikit anak-anak yang sejak kecil sudah diajarkan berbohong dan enggan untuk berbagi dengan sesama. Padahal anak-anak kecil ibarat kertas putih yang siap untuk dituliskan berbagai corak sikap dari orang tuanya. Mereka ibarat adonan yang akan dicetak sesuai dengan pendidikan dan pola asuh dari orang tuanya.

Pada usia yang brilian ini, alangkah baiknya jika orangtua dan pendidik menanamkan dan membiasakan anak-anak untuk berbagi dan peduli terhadap sesama.Menjadi suatu hal yang unik dan mengharukan ketika kepedulian sosial dilakukan oleh anak-anak. Jika pada usia emas ini, anak-anak sudah diajarkan dan dibiasakan dengan aktivitas yang positif, kelak jika mereka tumbuh dewasa, dasar-dasar kebaikan itu akan selalu tertanam dalam kehidupan mereka.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:
كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ
“Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fithrah, maka kedua ibu-bapaknyalah yang akan menjadikannya seorang Yahudi atau seorang Nasrani atau seorang Majusi”.
Ada beberapa tips membiasakan anak-anak untuk berbagi, diantaranya:


  1. Memberi contoh gemar berbagi dengan sesama.
  1. Mengajak anak langsung tanggap dan beraksi positif jika ada orang yang membutuhkan bantuan.
  1. Memberi reward (penghargaan) jika anak-anak  telah berusaha untuk berbagi.
  1. Meceritakan kisah-kisah teladan Nabi, Rasul, Sahabat, atau tokoh lain yang gemar berbagi.
  1. Mendoakan anak-anak untuk menjadi generasi tangan diatas, rahmatan lil `alamin.

Usia anak-anak adalah usia replikasi, mereka sangat cepat meniru perbuatan orang-orang yang ada di sekelilingnya. Jika kita sebagai orang tua, pendidik, atau orang yang dekat dengan si anak, awalilah sikap berbagi itu dari diri kita sendiri. Misalnya ketika ada pengemis yang datang, kita segera memberikan bantuan kepadanya. Atau jika kita sedang melakukan kegiatan sosial untuk berbagi dengan sesama, ajaklah anak-anak untuk terlibat, atau minimal melihat kegiatan tersebut.

Hal ini bisa kita tanamkan saat anak-anak dimintai bantuan oleh kakak, adik, atau temannya, doronglah mereka untuk segera menolong atau memberi bantuan orang yang membutuhkan pertolongan.

Rajin-rajinlah memberi pujian atau memberikan hadiah jika anak-anak menunjukkan usahanya untuk berbagi dengan orang lain. Hadiah itu tidak harus berupa materi, tapi bisa berupa pelukan atau acungan jempol spesial kita.

Para Nabi dan Rasul, serta Sahabat Nabi adalah teladan terbaik dalam hal berbagi dengan sesama. Rajin-rajinlah menceritakan keteladanan mereka dalam hal berbagi dan bersedekah. Para orang tua atau pendidik hendaknya memperluas pengetahuannya tentang kisah-kisah teladan. Zaman modern seperti sekarang ini pun tak jarang orang dermawan. Jadikan mereka menjadi inspirasi bagi anak-anak.


Gemar berbagi adalah salah satu sikap terpuji dan dahsyat efek positifnya, baik untuk diri sendiri maupun bagi orang lain. Tentunya kita mengharapkan anak-anak kita menjadi generasi terbaik yang pernah terlahir di dunia. Maka, sertakanlah harapan kita terhadap anak-anak di dalam rangkaian doa-doa kita.



By: Heny Indriani
PKPU Tegal

0 komentar:

Posting Komentar