Saat itu sekitar dua tahun lalu, lebih tepatnya H-1 Idul Adha
1435 H, tahun 2013.
Selepas sholat ashar, aku bertugas untuk menjaga Front Office kantorku sambil
menyelesaikan target tilawah Al Qur’an yang belum selesai. Tentu saja, sambil
menunggu, barangkali ada para Mudhohy / pengkurban yang ingin berkurban melalui
PKPU Semarang.
Hingga datang seorang lelaki muda yang telah memarkirkan
mobilnya di depan kantorku. Awalnya, aku takut. Bagaimana tidak? Melihat kedua
tangannya yang dipenuhi oleh tato. Namun, rasa khawatir pun hilang, ketika
lelaki itu berbicara, ternyata sangat santun dan murah senyum. Bahkan dia
menanyakan tentang hukum kurban dan sebagainya. Hingga akhirnya, sebelum
berpamitan, lelaki itu menyampaikan Insya Allah keluarganya akan berkurban 2/7
sapi dan 1 ekor kambing.
Allahu Akbar ! kembali aku belajar untuk tak menilai seseorang dari penampilannya. Karena terkadang kita seringkali menjustifikasi seseorang hanya dilihat dari penampilannya saja.
Allahu Akbar ! kembali aku belajar untuk tak menilai seseorang dari penampilannya. Karena terkadang kita seringkali menjustifikasi seseorang hanya dilihat dari penampilannya saja.
Sore itu tak hanya dari “ mas – mas bertato” aku belajar. Setelah
“mas bertato” itu pulang, selang tak beberapa lama, datang seorang bapak paruh
baya bersama istrinya. Penampilannya sangat sederhana. Dan hatiku pun kembali
bergetar. Allahu akbar !. setelah Bapak
itu duduk, dia langsung mengeluarkan uang – uang koin 500-an yang terbungkus
rapi. Dan jika dikalkulasikan jumlahnya sebanyak 1.540.000. Pas seharga kurban
satu ekor kambing di PKPU saat itu.
Aku tertegun, ku tertegun melihat uang receh lambang dari
kesungguhan.
“Inilah Ibrahim masa kini”, ujarku dalam hati.
Beliau hanya pedagang biasa. Namun, bersama dengan istri
serta anaknya, hari demi hari koin – koin tersebut ke dalam sebuah celengan
yang segaja mereka benar – benar siapkan untuk berkurban.
Inilah bukti pengorbanan. Inilah bukti cinta. Inilah bukti
cinta hamba kepada Allah SWT, Tuhannya. Karena memang cinta itu butuh
pengorbanan, perjuangan yang ditunjukan dengan sikap nyata.
Satu hari itu, aku belajar banyak dari peristiwa yang
terjadi.
Dan pada bapak paruh baya ini aku belajar, disaat kita
mencari ribuan alasan untuk tidak berkurban, mungkin karena gaji belum
cukuplah, karena masih banyak kebutuhanlah dan sebagainya. Namun Allah itu Maha
Kaya. Selama kita punya niat dan kesungguhan, Allah akan memberi banyak jalan kemudahan.
Seperti ujar salah satu donaturku tadi paginya. Aku pernah menawarinya untuk kurban, dan beliau bilang tidak ada budget kurban tahun itu.
Seperti ujar salah satu donaturku tadi paginya. Aku pernah menawarinya untuk kurban, dan beliau bilang tidak ada budget kurban tahun itu.
Dan… Allahu Akbar!
Beliau SMS kepadaku, “Ret…ambil uang kurban di rumah
ya…sudah saya siapkan”.
Aku pun bertanya kepada beliau, “Dapat rejeki Mbak?”
Dan beliau pun menjawab,“Pas Retno nawarin kemarin, memang
tidak ada uang..namun pas perjalanan pulang, Mbak berdoa, semoga bisa kurban
tahun ini. Sampai rumah, ada rekan bisnis yang membayar dagangannya ke mbak.
Pas, 1.550.000 seharga Kurban di PKPU kan?”.
Allahu Akbar ! Dan nikmat Tuhan manakah yang mampu engkau
dustakan?
Oleh :
Retno Widowati
Kepala Bidang Kemitraan PKPU Semarang
Editor:
Hikmatyar Rabbi Al Mujaddidi
MarComm PKPU Semarang
0 komentar:
Posting Komentar