Selasa, 14 Februari 2012

“Wah, Ini Ada Kotoran Telinga yang Besaaar Sekali…!”





Apa yang ada dalam benak anda ketika mendengar kata “sehat”? apakah "sehat" berarti  “nikmat”, “semangat”, “kuat”, atau bahkan “mahal”? jika kita dapat mengatur pola hidup maka “sehat” tidak perlu “mahal”. Jika kita membiasakan aksi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) maka insyaAllah tubuh kita akan sehat, jiwa kita akan kuat, dan kita selalu bersemangat.

PHBS sebaiknya diajarkan dan ditumbuhkan sejak dini. Sehingga PHBS dapat menjadi akhlaq yang mengakar dalam kepribadian kita. PHBS diajarkan pada kita bahkan sejak kita masih duduk di Taman Kanak-Kanak (TK). Anak-anak TK biasanya belum mengerti dan menyadari  manfaat dari PHBS. Misalnya, beberapa diantara mereka belum mengerti mengapa perlu menggosok gigi dua kali sehari, memotong dan membersihkan kuku yang panjang, membersihkan telinga, dan lain-lain. Maka diperlukan peran dan perhatian penuh dari orang dewasa yang senantiasa mengingatkan dan mengarahkan mereka agar mereka terbiasa untuk melakukan PHBS.

Pada hari Selasa, 14/02/12, tim PKPU bersama Dokter Windi dan Dokter Taufik, beranjangsana ke TK Islam Bakti 2, jalan Sidoluhur Raya No. 13, Tlogosari, Semarang untuk menyelenggarakan sosialisasi dan aksi program PHBS untuk adik-adik siswa-siswi TK di sana.

Bersama Kak Didi PKPU yang ceria, ramah, dan bersahabat, adik-adik merasa senang diajari bagaimana cara menggosok gigi yang benar. Dengan arahan Kak Didi, Syasa, salah satu siswi TK, memainkan sikat dengan piawai pada alat peraga gigi yang dibawakan oleh tim PKPU.

Kepala sekolah TK Islam Bakti 2 Semarang, Bu Nurhayati, menyatakan puas atas aksi “Sosialisasi PHBS dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis” yang dilaksanakan oleh PKPU. Menurutnya, memang ada beberapa siswa-siswi TK yang kurang mendapat perhatian orang tuanya. Setelah tim dokter relawan PKPU memeriksa kesehatan anak-anak satu persatu, ternyata ada beberapa diantara mereka yang menderita sakit amandel ringan, kuku-kuku panjangnya belum dipotong, giginya terberangus dan berwarna hitam akibat jarang menggosok gigi, dan kotoran telinga seringkali lupa dibersihkan.

“Wah, ini ada kotoran telinga yang besar sekali…!” seru Dokter Windi. Akhirnya bu dokter mengeluarkan alat pembersih telinga berupa sendok kecil untuk mengeruk kotoran yang ada dalam lubang telinga. “Nah, sudah selesai. Bahaya sekali jika kotoran tidak segera diambil. Jika lama dibiarkan maka akan menyebabkan radang pada telinga.” Ujar dokter baik hati itu mewanti-wanti hadirin yang menyaksikan bersama aksi pembersihan telinga.

Bu Nurhayati menyatakan keprihatinannya ketika ada beberapa orang tua murid yang kurang memperhatikan PHBS pada anaknya. “Itu akan kelihatan di sekolah, mbak. Mana anak-anak yang mendapat perhatian dan perawatan yang baik dari keluarga dan orang tuanya, dan mana anak-anak yang kurang mendapat perhatian. Beberapa diantaranya yang kurang mendapat perhatian, karena memang orangtua mereka sibuk bekerja sehingga anak-anak kurang terurus. Meskipun begitu, kami dari pihak sekolah senantiasa berusaha agar siswa-siswi kami dapat tumbuh menjadi anak yang sehat dan baik. Namun begitu, yang kami lakukan pun sebatas penjagaan ketika mereka berada pada jam-jam bersekolah saja. Yang lebih utama diharapkan adalah dari lingkungan terdekat mereka (Red: keluarga).”

Aksi Sosialisasi Program PHBS dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis oleh PKPU Semarang ini dilaksanakan sebagai tali asih dan ungkapan rasa terima kasih PKPU atas bersedianya siswa-siswi TK Islam Bakti 2 Semarang menjadi Donatur Program Tabung Peduli PKPU. Meskipun anak-anak belum mengerti tujuan dari gerakan Tabung Peduli, namun dengan dorongan para guru dan motivasi para orang tua, anak-anak akan terbiasa bersedekah dan berbagi sejak dini. “Saya bilang pada anak-anak, meskipun hanya 500 rupiah saja, diisikan ndak papa.” Ujarnya sambil tersenyum lembut keibuan.

0 komentar:

Posting Komentar