Selasa, 15 Maret 2011

KSM Al Fattah Untuk Guru Ngaji

SEMARANG – Program pemberdayaan ekonomi menjadi salah satu tulang punggung peningkatan kemandirian. Kini, sasaran yang dibidik PKPU Semarang adalah orang yang mulia lagi berjasa bagi kehidupa beragama. Mereka adalah para guru ngaji. Ya, komunitas pengajar TPQ di wilayah Kecamatan Ngaliyan Semarang.

Bekerja sama dengan Majelis Ta’lim Telkomsel, PKPU Semarang melakukan peresmian KSM Al Fattah, sebuah kelompok usaha yang anggotanya merupakan guru TPQ. Peresmian ini digelar Jum’at (10/3) di serambi masjid Baitussalam Ngaliyan. Acara yang dimulai sehabis shalat Jum’at itu selain dihadiri anggota KSM dan PKPU, juga dihadiri oleh rombongan dari Majelis Ta’lim Telkomsel.

Didasari keinginan kuat anggota KSM untuk memperkokoh basis ekonomi sebagai langkah penguatan amal ibadah, setiap anggota KSM memiliki kemaun yang tinggi dalam pengembangan usaha. Beberapa jenis usaha mereka yaitu counter pulsa, usaha minyak wangi, dan warung kelontong. Selain itu ada pula yang mengembangkan jasa penitipan anak, dan supplier busana muslim.

“Kata kunci usaha itu adalah
ketekunan”, papar Agus Setiyono, ketua MT Telkomsel saat ramah tamah dengan anggota KSM Al Fattah. Agus juga bercerita panjang bagaimana ia pernah memulai banyak usaha. “Tidak semuanya berhasil, memang, tetapi saat ini saya sudah memiliki beberapa unit usaha yang berkembang” lanjut Agus memberi semangat anggota KSM.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Cabang PKPU Semarang, Haryono berharap dengan support pemberdayaan ekonomi ini para guru TPQ dapat lebih sungguh-sungguh untuk mengembangkan pembelajarannya. “Kita bantu urusan dapurnya, njenengan (Anda – red) serius mengurusi anak-anak ngaji” kata Haryono penuh kekeluargaan.
 
Ditilik dari latar belakang ekonomi, anggota KSM Al Fattah masih jauh dari mencukupi. Bahkan salah seorang anggota menceritakan kesulitan yang ia rasakan. “Bagaimana saya bisa memenuhi kebutuhan dapur kami, sementara penghasilan kami tak seberapa” cerita Nursalim, pengelola TPQ Baitussalam. “Seperti saya ini hanya mendapat gaji 150 ribu per bulan” lanjutnya enteng. Nursalim berharap, jasa penitipan anak yang ia tekuni akan membantu mencukupi kebutuhan keluarganya. (PKPU/Surur/Semarang)



Dokumentasi:






0 komentar:

Posting Komentar