Kamis, 02 Maret 2017

Apa yang akan kita lakukan ketika ancaman banjir ada dihadapan kita ?

Apa yang akan kita lakukan ketika ancaman banjir ada dihadapan kita ?

Menarik sekali pandangan teman-teman Relawan PKPU Human Initiative Cabang Jawa Tengah mengenai reaksi apa yang akan dilakukan jika menemui kondisi darurat seperti ancaman banjir tanpa memiliki peralatan memadai seperti seperangkat perahu untuk bisa menyelamatkan diri... Mari kita kupas satu persatu 😊

--------------------------------------------
Ancaman banjir bisa datang secara tiba-tiba saat kita sedang dalam keadaan kurang siaga, seperti saat malam hari atau saat kita sedang beraktivitas. Didalam ruangan seperti sekolah atau tempat kerja, kak Faruq menyarankan agar kita tetap tenang, tidak panik dan berdoa menjadi awal yang baik dalam merespons situasi darurat ini.

Di zaman tekhnologi yang semakin canggih ini, dimana orang dibelahan bumi manapun bisa mendapatkan informasi dari belahan bumi lainnya dalam hitungan detik, harus kita manfaatkan dalam situasi darurat ini. Pendapat kak Evi yang menyarankan kita untuk menyampaikan kondisi kita ke teman-teman kita maupun pihak-pihak terkait seperti Tim SAR dan BPBD menjadi langkah selanjutnya yang dapat kita lakukan agar mereka dapat membantu kita keluar dari kondisi darurat tersebut. Adapun informasi yang diberikan harus dapat dipertanggungjawabkan sehingga tidak menjadi hoax beredar di masyarakat, oleh karena itu sebaiknya dicantumkan informasi lengkap dan mudah dipahami, seperti kondisi diri dan lingkungan, posisi dari keberadaan kita saat kejadian, waktu kejadian, juga disertai nama dan nomor HP yang bisa dihubungi dari pihak pelapor kejadian.

Jika banjir sudah menjadi hal yang biasa, yakni bukan hal baru bagi lingkungan semisal di permukiman warga, biasanya warga sudah memiliki strategi untuk mengantisipasi ancaman banjir tersebut, seperti yang disampaikan kak Chacha untuk mengamankan barang-barang dirumah maupun anggota keluarga ke tempat yang lebih tinggi seperti ke lantai dua rumah juga menyiapkan Tas Siaga Bencana berisi barang-barang yang diperlukan untuk bertahan hidup sekeluarga seperti pakaian, makanan, minuman dll serta surat-surat penting seperti KK, KTP, Ijazah dll. Kemudian melakukan seperti yang disarankan kak Rahmad untuk memastikan diri dan keluarga kita ke tempat yang lebih aman dari ancaman banjir, sembari menunggu arahan/komando maupun informasi dari pihak berwenang seperti Ketua RT/RW atau Kepala Desa setempat mengenai langkah selanjutnya yang harus dilakukan.


Namun sebagai seorang relawan rescue yang ingin membantu sesama dalam misi kemanusiaan, maka safety first_atau faktor keamanan diri menjadi hal utama yang pertama harus dilakukan seperti yang diingatkan oleh _kak Ridwan, salah seorang Tim Emergency Respons PKPU di Jawa Tengah. Bahkan beliau juga mengingatkan kita sebelum menuju misi kemanusiaan di suatu tempat, sebaiknya kita memastikan terlebih dahulu keluarga kita, lingkungan sekitar kita, bagaimana kondisinya, apakah sudah aman atau justru juga mengalami kondisi darurat, agar ketika mereka membutuhkan bantuan, kitalah yang menjadi garis terdepan dalam menolong mereka.

Dalam menghadapi situasi darurat dengan berbagai bencana, tidak hanya banjir, yang telah terjadi maupun sedang mengancam ibu pertiwi akhir-akhir ini, kak Karin mengingatkan kita untuk menyiapkan diri, keluarga dan lingkungan sebagai upaya pengurangan risiko bencana. Kita memang tidak bisa menghentikan atau mencegah bencana yang akan terjadi dihadapan kita, namun kita dapat mengurangi resikonya, diantaranya dengan membekali diri dengan pengetahuan dan informasi memadai terkait ancaman bencana yang ada dilingkungan kita. Lalu bersama lingkungan masyarakat dapat membuat jalur evakuasi dan titik kumpul sebagai jalur dan area aman untuk menyelamatkan diri, keluarga dan masyarakat, juga tidak lupa membawa Tas Siaga Bencana yang telah dipapaparkan sebelumnya, sehingga dampak kerugian, kehilangan juga kerusakan dapat diminimalisir.

Budaya kesiapsiagaan tidak dapat dibentuk dengan instan melainkan dibangun atas dasar kesadaran dan kepahaman, maka sedikit coretan hasil diskusi dari studi kasus mengenai respon terhadap ancaman banjir, semoga dapat menambah wawasan bagi masyarakat dan mengingatkan kita sebagai seorang pejuang misi kemanusiaan untuk terus memperbaharui khazanah pengetahuan dengan terus belajar dan mengasah kompetensi serta melakukan edukasi kepada masyarakat agar memiliki karakter tangguh dalam menghadapi situasi dan kondisi apapun. 

Surakarta, 3 Maret 2017
Ditulis dalam rangka mendukung Apel Siaga Bencana yang dilakukan "Disaster Risk Management" PKPU Human Initiative serentak diseluruh Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar