Rabu, 23 Maret 2011

Bangkitnya Seorang Waljiyo

 BANTUL - Harapan untuk membantu keluarga dengan bekerja disebuah mitra operator telekomunikasi seluler terbesar setelah lulus sekolah pada tahun 2004 harus pudar karena saat mengerjakan pembangunan antena terjadi kecelakaan yang mengakibatkan dirinya cacat pada bagian tangan dan sebagian syaraf kakinya. Terpaksa dia pun harus beristirahat selama dua tahun tanpa aktivitas yang berarti.

Itulah kondisi Waljiyo (27) pemuda lulusan SMK 1 Sedayu warga RT 9 RW 3 Surobayan, Argomulyo, Sedayu, Bantul sebelum bangkit untuk memulai kehidupan yang baru dengan mencoba berwirausaha diberagam bidang mulai dari bisnis tanaman hias, ternak ayam hingga akhirnya menjadi penjual keliling barang keperluan rumah tangga.

Semangat Waljiyo bangkit setelah
“sembuh” dari sakit akibat kecelakaan kerja yang dialaminya saat mengerjakan antena komunikasi seluler di wilayah Wirosaban Yogyakarta. Saat itu Waljiyo berjanji jika sudah sembuh maka dia akan berbuat sesuatu bagi keluarga khususnya ibu dan kakak-kakaknya yang telah merawatnya selama dua tahun.

Setelah bisa sedikit demi sedikit berjalan dan melakukan aktivitas, Waljiyo memulai usaha tanaman hias namun sayangnya usaha ini belum berpihak padanya. Kemudian dengan dipinjami modal oleh temannya Waljiyo pun merintis ternak ayam berawal dari 25 ekor mampu menghasilkan beberapa ratus ekor ayam. Namun, akhirnya usaha ternak ayam pun harus berakhir karena ternaknya harus kalah dengan virus.

Setelah berhenti beternak ayam, akhirnya dia membantu usaha kakaknya di bidang mebel dengan membantu membubut kayu untuk dibuat sebuah mebel mulai dari kursi, kusen pintu dan lainnya. Selain itu, Waljiyo juga mencoba usaha jadi penjual barang-barang rumah tangga. Dengan memodifikasi sepeda motor tuanya dia berkeliling dari desa ke desa menawarkan barang dagangannya meskipun dengan kondisi yang sekarang dialaminya. “Alhamdulillah mas dengan jualan ini saya bisa membiayai adik untuk sekolah,” ungkapnya bangga dengan senyum khasnya.

Meskipun kondisi jalan menuju rumahnya masih berbatu dan sedikit menanjak, tidak pernah menyurutkan semangatnya untuk terus berusaha. Memang pada awal memulai usahanya pihak keluarga sempat melarang namun karena tekadnya untuk bisa membalas kebaikan keluarga dan melepas kejenuhan di rumah akhirnya diijinkan.

Meskipun kondisi kurang sempurna, Waljiyo mempunyai sebuah mimpi yang bagus untuk masa depannya. “Saya ingin menikah, punya keluarga yang sakinah,” ujar Waljiyo sambil tersenyum malu. Dalam menjalani kehidupan ini saya lakukan apa adanya saja dan mensyukurinya karena masih bisa hidup hingga sekarang lanjutnya.

Cuplikan kehidupan Waljiyo diatas adalah salah satu cerita dalam program TEKAD yang disiarkan oleh JogjaTV bekerjasama dengan Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU Yogyakarta dan didukung oleh Baperohis PT Pos Indonesia Yogyakarta pada hari Jumat (25/3/2011) pukul 19.30 WIB.

Program ini merupakan program yang menggambarkan betapa semangat atau tekad yang kuat dari seseorang dengan segala keterbatasan mampu memberi manfaat bagi keluarga atau masyarakat sekitarnya. Selain itu, program ini diharapkan menginspirasi banyak orang untuk tidak putus asa dalam menghadapi masalah. (PKPU/Solihin/Yogyakarta)


Dokumentasi:


 


0 komentar:

Posting Komentar