ilustrasi inet |
“Mama, ada
orang minta-minta,” seru Upik.
“Bilang saja
mama tidak ada di rumah,” bisik Mama.
Upik terdiam
sesaat, bingung mendengar jawaban Mama, lalu mengatakan kepada si peminta-minta
yang sudah menunggu dari tadi di depan rumahnya, bahwa Mama tidak ada di rumah.
Fenomena ini
kerap kita temui dalam kehidupan kita sehari-hari. Secara tidak langsung, anak
diajarkan tentang ketidakjujuran dan sikap pelit. Tidak sedikit anak-anak yang
sejak kecil sudah diajarkan berbohong dan enggan untuk berbagi dengan sesama. Padahal
anak-anak kecil ibarat kertas putih yang siap untuk dituliskan berbagai corak
sikap dari orang tuanya. Mereka ibarat adonan yang akan dicetak sesuai dengan
pendidikan dan pola asuh dari orang tuanya.
Pada usia
yang brilian ini, alangkah baiknya jika orangtua dan pendidik menanamkan dan
membiasakan anak-anak untuk berbagi dan peduli terhadap sesama.Menjadi suatu hal yang unik dan
mengharukan ketika kepedulian sosial dilakukan oleh anak-anak. Jika pada usia emas ini, anak-anak sudah diajarkan
dan dibiasakan dengan aktivitas yang positif, kelak jika mereka tumbuh dewasa,
dasar-dasar kebaikan itu akan selalu tertanam dalam kehidupan mereka.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu
berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:
كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ
يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ
“Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fithrah, maka
kedua ibu-bapaknyalah yang akan menjadikannya seorang Yahudi atau seorang
Nasrani atau seorang Majusi”.
Ada beberapa
tips membiasakan anak-anak untuk berbagi, diantaranya:
- Memberi contoh gemar berbagi dengan sesama.
- Mengajak anak langsung tanggap dan beraksi positif jika ada orang yang membutuhkan bantuan.
- Memberi reward (penghargaan) jika anak-anak telah berusaha untuk berbagi.
- Meceritakan kisah-kisah teladan Nabi, Rasul, Sahabat, atau tokoh lain yang gemar berbagi.
- Mendoakan anak-anak untuk menjadi generasi tangan diatas, rahmatan lil `alamin.
Usia anak-anak adalah usia replikasi, mereka sangat cepat meniru perbuatan
orang-orang yang ada di sekelilingnya. Jika kita sebagai orang tua, pendidik,
atau orang yang dekat dengan si anak, awalilah sikap berbagi itu dari diri kita
sendiri. Misalnya ketika ada pengemis yang datang, kita segera memberikan
bantuan kepadanya. Atau jika kita sedang melakukan kegiatan sosial untuk
berbagi dengan sesama, ajaklah anak-anak untuk terlibat, atau minimal melihat
kegiatan tersebut.
Hal ini bisa kita tanamkan saat anak-anak dimintai bantuan oleh kakak,
adik, atau temannya, doronglah mereka untuk segera menolong atau memberi
bantuan orang yang membutuhkan pertolongan.
Rajin-rajinlah memberi pujian atau memberikan hadiah jika anak-anak menunjukkan
usahanya untuk berbagi dengan orang lain. Hadiah itu tidak harus berupa materi,
tapi bisa berupa pelukan atau acungan jempol spesial kita.
Para Nabi dan Rasul, serta Sahabat Nabi adalah teladan terbaik dalam hal
berbagi dengan sesama. Rajin-rajinlah menceritakan keteladanan mereka dalam hal
berbagi dan bersedekah. Para orang tua atau pendidik hendaknya memperluas
pengetahuannya tentang kisah-kisah teladan. Zaman modern seperti sekarang ini
pun tak jarang orang dermawan. Jadikan mereka menjadi inspirasi bagi anak-anak.
Gemar berbagi adalah salah satu sikap terpuji dan dahsyat efek positifnya,
baik untuk diri sendiri maupun bagi orang lain. Tentunya kita mengharapkan
anak-anak kita menjadi generasi terbaik yang pernah terlahir di dunia. Maka,
sertakanlah harapan kita terhadap anak-anak di dalam rangkaian doa-doa kita.
By: Heny Indriani
PKPU Tegal
0 komentar:
Posting Komentar