Kadang,
sejenak kita perlu merenungkan apa yang selintas terjadi di sekitar kita. Terlalu banyak hal kecil yang luput dari
perhatian kita. Misalnya, berapa banyak oksigen yang kita hirup setiap hari? Dalam
keadaan istirahat, manusia dewasa menghirup
1,8 sampai 2,4 gram oksigen per menit. Jumlah ini setara dengan 6 miliar ton
oksigen yang dihirup oleh seluruh manusia per tahun. Jumlah sebanyak itu harus
disediakan tumbuhan dan biota laut terutama ganggang hijau dan sianobakteri.
Untuk siapa oksigen diproduksi? Untuk penduduk bumi, termasuk kita, manusia!
Cobalah
kita perhatikan hewan yang setiap hari memakan rerumputan. Ia akan memberi
nilai baik bagi tumbuhan dengan kotorannya. Siapa yang menghancurkan
kotoran-kotoran sampah kehidupan, dialah hewan kecil dan bakteri disekeliling
kita. Karakteristik alam semesta itu memang saling berbagi, saling
menguntungkan.
Hanya
bila keseimbangan ini diganggu, bencana akibatnya. Kehidupan yang penuh harmoni
itu, menjadi malapetaka manakala sifat saling berbagi ini hilang. Betapa tidak,
seandainya saja tumbuhan dan biota laut tak mau berbagi oksigen, apa yang
terjadi? Akan terjadi kepunahan hampir semua mahluk hidup yang menggantungkan
nafasnya dari oksigen bebas. Seandainya pembusukan dari dedaunan tidak terserap
dan termanfaatkan oleh tumbuhan, apa yang terjadi? Bau busuk dan sampah akan
berserakan tak terkira.
Tetapi
alam semesta memberi pelajaran penting kepada kita, bagaimana satu dengan yang
lain saling berkaitan, saling membutuhkan dan saling ketergantungan. Tidak ada
yang bisa hidup dengan dirinya sendiri. Tak ada yang sempurna seutuhnya.
Kebutuhan yang tak bisa diproduksi oleh suatu mahluk hidup, akan disajikan
dengan baik oleh mahluk hidup yang lain.
Dan kita adalah bagian dari alam semesta itu.
Bila sifat saling berbagi itu ada pada setiap diri kita maka keseimbangan akan
tercapai. Keserasian antara satu dengan yang lain akan tercipta. Berbagi dan
saling membutuhkan adalah prasyarat kehidupan yang harmonis. Tidak ada sebagian
yang merasa lebih diuntungkan, dan sebagian lain merasa dirugikan. Tidak ada
pihak yang merasa istimewa, dan pihak lain merasa hina. Itu semua karena antara
kita saling berbagi dan saling membutuhkan. Salam.
Oleh :
M. Miftahul Surur
Kepala Cabang PKPU Semarang
0 komentar:
Posting Komentar