Saat ini, kebutuhan rumah atau
tempat tinggal merupakan kebutuhan primer bagi manusia. Rumah merupakan tempat berlindung
dari panas, hujan maupun terpaan angin bahkan dari ancaman kejahatan yang tidak
diinginkan.
Rumah juga tempat membina
keluarga. Tempat pertama bagi pendidikan anak-anak. Bahkan lebih dari itu rumah
juga merupakan lambang status sosial seseorang. Lokasi dan kemegahan sebuah
rumah menunjukan kemakmuran penghuninya.
Karena begitu besarnya kebutuhan
manusia akan rumah, apalagi lokasi tanah yang semakin sempit, maka semakin
mahal harga rumah. Semakin sulit manusia memiliki rumah. Tanah persawahan, perkebunan
banyak yang diubah menjadi perumahan. Ini pun tidak bisa memenuhi kebutuhan
manusia terhadap rumah. Akhirnya bermunculan cara kepemilikan dengan kredit.
Dari mulai cicilan belasan tahun sampai harus mengangsur hingga dua puluh tahun
lebih.
Begitu banyak manusia berusaha dan
bersusah payah untuk membangun dan memiliki rumah di dunia ini. Dia habiskan
banyak harta. Dicurahkan fikiran, waktu dan perhatian yang sangat besar sekali.
Yang uniknya adalah rumah yang
dibangun dengan biaya yang besar itu beresiko rusak, bocor, hancur, roboh.
Padahal si pemilik rumah mendapat rumah itu dengan susah payah.Namun rumah
idaman nya rusak dan roboh ‘dimakan’ masa.
Akan tetapi, walaupun kita sulit
memiliki rumah di dunia ini. Namun ternyata kita berpeluang mendapat rumah di
Surga. Bahkan lebih indah dari rumah termegah di dunia sekalipun.
Rasul Saw. bersabda :
إنَّ فِي الْجَنَّةِ غُرَفًا تُرَى
ظُهُورُهَا مِنْ بُطُونِهَا وَبُطُونُهَا مِنْ ظُهُورِهَا فَقَامَ أَعْرَابِيٌّ
فَقَالَ لِمَنْ هِيَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ لِمَنْ أَطَابَ الْكَلَامَ
وَأَطْعَمَ الطَّعَامَ وَأَدَامَ الصِّيَامَ وَصَلَّى لِلَّهِ بِاللَّيْلِ
وَالنَّاسُ نِيَامٌ
“Sesungguhnya di surga itu ada kamar-kamar yang dapat dilihat
luarnya dari dalamnya, dan dalamnya dari luarnya.” Maka seorang Badwi berkata:
“Untuk siapa itu wahai Rasulullah?” Beliau berkata: “Untuk orang yang baik
perkataannya, memberikan makan pada orang lain, terus menerus berpuasa (puasa
Daud) dan shalat di malam hari sedangkan manusia sedang tidur nyenyak.” (HR.
At-Tirmizi dan dishahihkan al-Albani dalam Shahih Sunan at-Tirmidzi no.
1984)
Berdasar sabda Nabi saw di atas,
maka seorang hamba Allah swt berkesempatan untuk memiliki Rumah di Surga dengan
melakukan beberapa amal, yaitu : Bertutur kata yang baik, memberi makan kepada
orang miskin dan rutin shalat malam.
Subhanalloh...ternyata jelas
sekali bahwa setiap muslim berkesempatan meraih Rumah Allah swt di Surga.
Memberi makan kepada orang miskin
tidak perlu uang terlalu banya. Apa lagi berkata yang baik dan shalat tahajud,
tanpa disyaratkan harta untuk bisa melakukan nya.
Selain peluang meraih Rumah di
Surga terbuka luas. juga Rumah di Surga tentunya sangat berbeda dengan rumah di
dunia.
Dari beberapa keterangan al-Quran
dan hadits didapati bahwa begitu indah dan megahnya Rumah di Surga. Bahkan
melebihi gambaran dan impian manusia di dunia akan keindahan sebuah rumah.
Diriwayatkan bahwa bangunan nya
terbuat dari batu bata emas dan perak, adukan nya beraroma kasturi. Kerikilnya
terbuat dari mutiara Lu’lu’ dan Yaquut. Tanahnya terbuat dari Za’faran seperti
tepung putih beraroma kasturi. Mata air ‘Rumah’ di Surga bernama Salsabil yang
akan diberikan kepada orang-orang yang mendekatkan diri kepada Allah swt
(Muqorrobin) Sedangkan orang-orang yang berbuat baik (Abroor) maka Allah swt memberi
mereka air yang diberi campuran Kaafur (air dingin yang aroma nya wangi),
zanzabil (jahe atau air hangat yang beraroma segar). (QS. Al-Insan ayat 5 dan
17)
Beberapa hari ke depan, kita akan
berjumpa dengan bulan Ramadhan.
Generasi Salafus shaleh adalah
generasi yang mengetahui betapa berharga nya bulan Ramadhan. Mereka tidak mau
menyia-nyiakan kesempatan beramal di bulan mulia ini. Bahkan diriwayatkan bahwa
generasi shaleh terdahulu telah menanti kehadiran bulan Ramadhan dengan memohon
kepada Allah swt 6 bulan sebelumnya.
Salah satu yang mereka tingkatkan
adalah dengan memperbanyak bersedekah. Mereka mencontoh kedermawanan Nabi saw.
Diriwayatkan bahwa, “adalah Nabi saw orang yang paling pemurah, dan sifat
pemurah beliau yang paling besar adalah ketika Ramadhan. Dimana Jibril biasa
berjumpa dengan Nabi saw di setiap malam bulan Ramadhan hingga akhir. Nabi saw
membacakan padanya al-Quran. Ketika berjumpa dengan Jibril as. Nabi saw sangat
dermawan seperti angin yang berhembus. (HR. Bukhari Muslim).
Imam Syafii rahimahullah berkata;
“Yang paling dicintai bagi seseorang adalah semakin bertambahnya kedermawanan
nya pada bulan Ramadhan untuk meneladani Rasulullah saw”.
Sahabat Ibnu Umar ra tidak berbuka
puasa melainkan bersama orang-orang miskin.
Imam Ibnu Syihab rahimahullah
apabila memasuki Ramadhan beliau isi bulan tersebut dengan membaca al-Quran dan
memberi makan kepada orang miskin.
Ternyata, kita bisa memiliki
Rumah di Surga dengan bersedekah (memberi makan) kepada orang miskin. Apalagi
di bulan yang penuh berkah. Bulan pelipatgandaan pahala. Maka memiliki Rumah di
Surga adalah keniscayaan.
Wallahu A'lam
Dr. H. Agus Setiawan, MA
0 komentar:
Posting Komentar