Sabtu, 19 Desember 2015

Motor untuk Bu Suliyah

Rasanya, airmata ini tak mampu saya tahan. Menahan rasa haru, menerima sebuah SMS yang masuk ke HP saya, di sela-sela perjalanan pulang saya selepas kondangan seorang teman di Cilacap hari Sabtu kemarin.

“Mbak, motor untuk Bu Suliyah sudah ada, mau diambil kapan?”  ujar donatur saya

Masyaallah..ini adalah SMS yang menggembirakan untuk saya. Mungkin teman-teman masih ingat, sebuah BC yang saya kirim terkait bantuan sepeda motor untuk Bu Suliyah, seorang peserta pelatihan terapi aktif pijat PKPU Semarang beberapa waktu yang lalu. Ibu Suliyah, yang memiliki keterbatasan (kakinya tidak normal karena terkena polio), namun memiliki semangat luar biasa.

Kata salah satu pendamping, pada saat wawancara beliau sampai menangis dan memohon untuk diterima. Harapannya sederhana, agar beliau memiliki ketrampilan dan bisa mandiri. Tak mengantungkan hidupnya kepada orang lain.

Dan itu cukup membuat saya tertegun..dan merasa tertampar, atas kekurang syukuran saya selama ini terhadap nikmat Allah yang Maha Sempurna. Ingatan saya kembali pada sebuah waktu, sebulan yang lalu.

11 Maret 2015
Saya kala itu, masih mengikuti rapat rutin bidang saya. Dan kebetulan, waktu itu kantor saya sedang maintenance kesehatan karyawan sekaligus praktek pelatihan terapi pijat aktif. Semua karyawan putri sudah selesai diperiksa dan selanjutnya dipijat dibagian yang terdeteksi sakit. Saya adalah peserta terakhir.

Memasuki ruangan khusus putri, saya diperkenalkan dengan Bu Suliyah ini. Senyum ramahnya masih sangat lekat dalam ingatan saya

“Maaf ya mbak, kalau pijatannya kurang enak. Saya baru pertama kali belajar dan tidak ada basic memijat” ujar beliau sambil memijat saya
”Tidak apa-apa ibu, ini sudah sangat enak bagi seorang pemula. Ibu mau, mijat dikost saya, nanti saya promosikan dengan teman-teman kost bu” jawab saya penuh semangat
” Ke kost ya mbak?” beliau terdiam
” Ibu ndak punya kendaraan nggih? Nanti saya antar jemput yaa? “  sambut saya
” Emmm...Saya tidak bisa berjalan mbak, saya khan cacat” jawab beliau

Deg...saya terdiam dan terpana...Astagfirullah, saya beristigfar atas kesalahan saya. Namun yang ada dalam pikiran saya saat itu adalah “apa yang bisa kami bantu untuk beliau, agar bisa mandiri”

Setelah pijat, saya berdiskusi dengan Pendamping program ini. Dan beliau menyampaikan, bahwa teman-teman pijat aktif..memang mempunyai rencana untuk memberikan beliau motor modifikasi, agar beliau lancar dalam beraktifitas ditengah kondisinya yang terbatas.

13 Maret 2015, 
saya memulai BC ke donatur dan teman-teman yang ada dalam kontak list saya. Ditengah BC program-program lainnya kala itu. Saya sempat bimbang dan merasa tidak enak sebenarnya, karena masih on proses jualan program lain yang cukup banyak. Namun akhirnya saya mantapkan diri. Saya hanya berkeyakinan “yang penting saya sudah menginfokan, ada yang donasi ataupun tidak, biarlah Allah yang menggerakan hati-hati mereka. Dan kewajiban saya sebagai seorang muslim sudah tertunaikan”

Berhari-hari mencoba menawarkan program Bu Suliyah. Dari donasi 11,5 juta untuk motor dan modifikasinya, saya diinfokan Bagian Keuangan bahwa donasi yang masuk baru sekitar 900rb. Tertegun dan menghela nafas..” Ya Allah..mudahkanlah..jika ini baik untuk kami..masih kurang banyak” doa saya waktu itu, disebuah siang usai sholat dhuhur”

Dan kini, Allah menjawab doa saya..doa Bu Suliyah..doa teman-teman Bu Suliyah dan lainnya. Selain rasa syukur pada Allah, ijinkanlah saya mengucapkan terimakasih kepada teman-teman semuanya. Atas doa dan supportnya. Atas ketidakbosannya menerima BC saya. Dan hanya Allah yang mampu membalas kebaikan kalian. Kini, hanya tinggal mencari biaya modifikasi saja..

Dari sini saya belajar, terkadang Allah menghadirkan orang-orang yang tidak sempurna, agar kita saling menyempurnakan. Karena hadirnya mereka, juga peluang kebaikan yang Allah tawarkan untuk kita.

Dari sini saya belajar, tugas kita hanya mengikhtiarkan..namun yang mewujudkannya adalah hak mutlakNya

Aahh..masih banyak yang harus saya perbaiki atas setiap niat yang ada. Tak sabar rasanya, melihat Bu Suliyah semakin mandiri dengan motornya. Senyum serta semangatnya akan terus menginspirasi bagi orang-orang yang mengenalnya. Termasuk saya yang kadang masih suka mengeluh dengan kondisi yang ada.

Dan kini, kabar tentang Bu Suliyah semakin membuat saya kagum. Beliau, dengan tongkat dan keterbatasannya, masuk dari pasar ke pasar menawari pijat dan “kerokan” para pedagang. Bukan pada rupiah yang beliau terima yang membuat saya kagum, tapi semangatnya untuk mandiri dan tak menengadahkan tangan mengharap iba membuat saya semakin salut. Semakin yakin, bahwa zakat bisa memandirikan orang2 seperti Bu Suliyah

Terimakasih Bu..Terimakasih atas telah mengajarkan kepada saya tentang semangat dan tak mengenal kata menyerah...

Oleh : Retno Widowati



0 komentar:

Posting Komentar