Jumat, 05 Oktober 2012

"KUTUNGGU QURBANMU" 1433 H, PROFIL WILAYAH DISTRIBUSI QURBAN JAWA TENGAH


1. Ngemplak 02/III Suruhkalang, Jaten, Karanganyar
Dusun yang terletak di barat daya Kabupaten Karanganyar dan berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo memiliki jumlah warga 91 orang/22KK. Sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, buruh dan ternak. Daerah ini termasuk daerah yang kurang akan distribusi hewan qurban. Dari hasil survey PKPU,  qurban tahun lalu hanya 2 ekor kambing.

2. Kampung Kolam Lingkungan Sembilan, Belawan Medan.
Dusun Sanggrahan 4 km dari pusat Kabupaten Karanganyar. Berada di sebelah barat Karanganyar, dan merupakan perbatasan dengan kabupaten Sukoharjo. Dengan kepadatan 242 warga dan 61 KK, warga dusun ini sebagian besar merupakan petani, buruh dan peternak. Tahun lalu hanya ada 3 pequrban di dusun ini. 




3. Dukuh Kalikijing, Desa Cermo, Dalangan, Boyolali
Desa Cermo merupakan daerah yang terletak diantara Kabupaten Semarang dan Boyolali. Desa tersebut terkenal sangat tandus dari segi struktur tanah terlebih di musim kering. Mayoritas penduduk dibawah garis kemiskinan dan wilayah tersebut jarang mendapat distribusi hewan qurban. Dusun ini dihuni oleh 46 KK, pekerjaan yang ditekuni yaitu bertani dengan sistem tadah hujan.



4.    Desa Kawengen Kec. Ungaran Timur Kab. Semarang
Wilayah ini merupakan daerah perbatasan yang cukup jauh dari pusat keramaian. Berjarak sekitar 38 km dari kota Semarang, daerah ini cukup kering saat kemarau. Sebagian besar penduduk bekerja sebagai buruh tani, buruh pabrik dan pekerja serabutan. Hampir semuanya masyarakatnya berada dibawah garis kemiskinan. Qurban yang ada tidak mencukupi seluruh warga yang tinggal di desa tersebut.


5.         Dukuh Gatet Desa Undaan Kidul, Kudus
Dukuh Gatet sebuah perkampungan terpencil, 17 km dari Kota Kudus. Untuk mencapai dusun ini, kita harus melewati beberapa ruas jalan tanah dan berlubang. Lokasi ini dihuni oleh 350 kepala keluarga, yang sebagian besar tergolong masyarakat dhuafa (miskin) dengan mata pencaharian petani, peternak, dan buruh bangunan. Dukuh ini juga termasuk daerah yang di saat musim kemarau sering mengalami kekeringan dan di Idul Qurban sebelumnya, belum pernah ada warga yang berkurban di Dukuh ini.


6.    Dukuh Semliro, Desa Rahtawu, Gebog, Kudus
Dusun Semliro dengan jumlah penduduk 600 KK adalah sebuah perkampungan paling ujung di lereng Gunung Muria di Kabupaten Kudus, kira-kira 20 km dari Kota Kudus. Untuk mencapai dusun ini, harus melewati beberapa ruas jalan terjal, kadang menanjak tinggi dan berkelok-kelok. Dusun Semliro dihuni oleh 700 kepala keluarga, yang sebagian besar tergolong masyarakat dhuafa (miskin) dengan mata pencaharian petani, buruh tani dan perantauan. Dukuh ini termasuk daerah rawan aqidah. Selama ini belum ada penyembelihan hewan qurban di daerah tersebut.

7Kampung Sub Inti, Kelurahan Panggung, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal
Kmpung Sub Inti terletak 6 km dari Pusat Kota Tegal, sebelah ujung timur laut berbatasan langsung dengan pantai laut utara. Kampung ini termasuk padat penduduk dan kumuh yaitu terdiri dari 2 RW atau 20 RT, 1000 KK (sebagian besar KK miskin) dimana rawan pemurtadan. Pekerjaan penduduk sebagai Tukang becak, buruh nelayan kecil.






8.    Kelurahan Pesurungan Lor, Kecamatan Margadana, Kota Tegal
Kelurahan Pesurungan Lor adalah kampung pesisir dimana sebagian besar buruh dan nelayan kecil dengan padat penduduk 250 KK, 1000 jiwa (mayoritas miskin).









9.    Dusun  Grendem dan Kenteng Desa Campurejo Kecamatan Boja Kabupaten Kendal
Dusun Grendem dan dusun Kenteng berada di Desa Campurejo, lokasi kedua dusun tersebut saling berdekatan, berjarak 27 km dari pusat pemerintahan Kabupaten Kendal. Mayoritas penduduk berprofesi sebagai buruh tani dan buruh pabrik. Tetapi pada saat musim kemarau, penduduk yang berprofesi sebagai buruh tani beralih profesi menjadi buruh bangunan, karena lahan pertanian tidak dapat digarap. Kondisi perekonomian mayoritas masyarakat yang rendah menyebabkan selama 2 tahun, warga tidak dapat menikmati daging hewan qurban. Dusun Grendem dan dusun Kenteng dihuni total 260 KK.  

10. Kampung Gondorio Kelurahan Wates Kecamatan ngaliyan Kota Semarang
Kampung Gondorio berada di kelurahan Wates, berjarak 21 km dari pusat pemerintahan Kota Semarang. Mayoritas penduduk berprofesi sebagai buruh pabrik. Warga masyarakatnya selama 3 tahun tidak dapat menikmati daging hewan qurban dikarenakan kondisi ekonomi masyarakat tergolong rendah.








0 komentar:

Posting Komentar