Kamis, 05 Mei 2011

Soto Bandung dan Nasi Goreng Hangatkan Pengungsi Tsunami Jepang

JEPANG - Puing-puing rumah berserakan, bangkai kendaraan yang sudah tidak berbentuk seakan ingin bercerita tentang dahsyatnya gempa dan tsunami yang menerjang bagian utara Jepang. Bukan hanya rumah dan jembatan, bahkan fasilitas umum seperti rumah sakit juga lumat oleh gelombang air laut saat tsunami menerjang.

Bencana ini menjadi salah satu bencana terdahsyat dan tercatat telah menewaskan lebih dari 14 ribu orang, serta lebih dari 11 ribu orang dinyatakan hilang. Tim yang menamakan dirinya “Indonesia & Malaysia Peduli Tohoku” kembali menembus puing-puing bencana untuk menghidangkan masakan khas Indonesia kepada para pengungsi korban tsunami di Jepang.

Tim ini merupakan gabungan dari berbagai organisasi yang terdiri terdiri dari PKPU (Pos Keadilan Peduli Ummat, lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang sosial), Forkita (Forum Kajian Islam Tokyo dan sekitarnya), Fahima (Forum Silaturahim Muslimah Jepang), FG-Asmara (Family Gathering Assakinah Mawadah Warahmah), FLP Jepang (Forum Lingkar Pena Jepang), KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) Jepang, IPTIJ (Ikatan Persaudaraan Trainee Indonesia di Jepang), dan Amir Malaysia (organisasi pelajar Malaysia).

Setelah sukses dengan mendistribusikan soto ayam pada kunjungan sebelumnya. Kali ini, tim Indonesia dan Malaysia Peduli Tohoku membawa
kehangatan makanan khas Indonesia lainnya, Soto Bandung, dengan harapan banyaknya variasi isi dari masakan ini dapat memenuhi kebutuhan gizi para pengungsi.

Hujan yang mengguyur Jepang timur pada Sabtu (23/4/2011) tidak menghalangi mereka menembus daerah bencana untuk menghidangkan makan malam kepada para pengungsi di pengungsian Sekolah Dasar Shidzugawa, Minamisanrikucho, bagian utara Miyagi Prefecture.

Sekitar 100 orang pengungsi dari berbagai usia terlihat sangat menikmati hidangan hangat ini, di tengah suasana dingin karena guyuran hujan sore hari. Tidak sedikit dari mereka yang mengantri 2 sampai 3 kali menjadi bukti bahwa mereka sangat menyukai menu yang satu ini.
 
Hari berikutnya, Minggu (24/4/2011) dengan bantuan mahasiswa Indonesia dan Malaysia yang berada di Sendai, di tempat pengungsian yang sama, tim ini kembali membuat sensasi dengan menghadirkan menu nasi goreng spesial, lengkap dengan telur mata sapi, sosis ayam, timun dan juga krupuk udang sebagai hidangan makan siang.

Masakan Indonesia yang diklaim paling terkenal di kalangan orang Jepang ini memperoleh tanggapan positif yang sangat luar biasa. Sebanyak 200 porsi yang disediakan pun habis tak tersisa. Bahkan tim juga memenuhi permintaan dari pengungsian sekitar yang ingin juga menikmati nasi goreng ini.

Ketua rombongan tim yang merupakan perwakilan dari Forkita, Yonanda Adhitama, yang dulu pernah kuliah di Tohoku University mengungkapkan perasaannya dengan sangat gembira karena apresiasi positif dari para pengungsi. Tim Indonesia & Malaysia Peduli Tohoku ini akan melanjutkan aksi membantu para korban tsunami setiap pekannya.

Setidaknya, sampai dua bulan kedepan, mengingat masih banyak pengungsi yang belum memperoleh kejelasan tempat tinggal, sehingga masih harus tetap berada di lokasi pengungsian. Diharapkan dengan adanya aktifitas bantuan di level masyarakat ini dapat mempererat persahabatan.

Laporan: Deddy Nur Zaman, Mahasiswa Doktoral di The University of Tokyo
Foto: Fatahuddin Tamrin, Mahasiswa Master di University of Electro Communication, Tokyo


Dokumentasi:




0 komentar:

Posting Komentar