Rabu, 09 Februari 2011

Catatan Seorang Relawan

  
Magelang–Bencana datang memang tidak memilih korban. Tidak pandang bulu. Anak-anak pun harus menanggung kesedihan saat setiap bencana datang. Hal ini juga dirasakan oleh anak-anak korban banjir lahar dingin gunung Merapi di Magelang.  Setelah banjir material vulkanik menimbun rumah mereka, merekapun harus mengungsi hingga kini. Entah sampai kapan mereka bisa kembali ke rumah bersama keluarganya.

Sebagaimana telah banyak diberitakan, banjir lahar dingin yang melanda kali Putih telah menghancurkan ratusan rumah di beberapa kecamatan. Akibatnya, lebih dari empat ribu warga harus mengungsi, termasuk anak-anak mereka.

Berita yang begitu menyedihkan ini membuat Retno dan kawan-kawannya tergerak untuk berbagi kebahagiaan kepada anak-anak. Dengan menggunakan bus umum, Retno yang membawa
tiga relawan PKPU dari Semarang meluncur ke lokasi pengungsian. Sejurus kemudian empat relawan inipun segera mengajak anak-anak untuk bermain dan bergembira bersama. Wajah anak-anak yang tadinya ‘kosong’, kini menjadi ceria.

Ya, betapa tidak, anak-anak yang sudah penat di pengungsian ini bisa kembali bercengkrama dengan begitu dekatnya bersama Relawan PKPU. Mereka mulai dengan bercanda dan tertawa bersama, mereka juga mendapat jajan kesukaannya yang dibagikan oleh para relawan. Hingga akhirnya, berbagai kesenangan terbangun dari satu shelter satu ke shelter berikutnya.

Kak Retno, jangan pulang...” pinta Anggi, pengungsi yang masih duduk di sekolah dasar ini. Ia dan rekan-rekannya ingin tetap ditemani relawan PKPU. “Iya, kak Retno di sini aja, jangan pulang...” rayu Riyan, kawan Anggi. Permintaan ini diamini anak-anak begitu kompaknya. “Iya kak, disini aja...”

Relawan PKPU ini pun tak punya jurus lain untuk mengelak. Tak ada kuasa untuk menolak. “Ya deh, kak Retno akan tidur bersama kalian!” jawab Retno mengiyakan permintaan anak-anak pengungsian ini.

“Hore...!” Seru anak-anak kompak.

Terpisah dari itu, ibu-ibu pengungsi pun mengungkapkan bahwa selama bencana banjir lahar dingin melanda hingga mereka sampai dipengungsian, belum pernah ada kegiatan yang berupa pengurangan dampak traumatis sebagaimana dilakukan relawan PKPU. “Belum pernah ada (trauma healing), Pak!” aku salah seorang pengungsi kepada saya. “Jangan hanya anak-anak, Pak!. Yang dewasa juga perlu kegiatan seperti itu”, pintanya.

Kegiatan trauma healing ini bagi para pengungsian yang menempati Shelter Box di lapangan Tersan Gede Kecamatan Salam Magelang. Selain di wilayah itu, relawan juga melakukan kegiatan serupa juga dilakukan relawan di pengungsian Soropadan Kec. Srumbung. Acara dikemas dengan permainan dan bercerita. Relawan juga menyisipkan motivasi kepada anak anak untuk terus tegar dan tidak putus asa. Dari dua lokasi tersebut, tak kurang 120 anak menikmati kegiatan ini. (PKPU/Supri/Magelang)


Dokumentasi:






0 komentar:

Posting Komentar